4 Villa



    Bercerita tentang 4 penerus tunggal pemilik villa terbesar di Puncak, Kaliurang, Batu, dan Seminyak. Mereka adalah Villane Ananta yang akan menjadi penerus Villa Ananta di Puncak, Bogor. Sinta Galuh dari Villa Galuh di Kaliurang, Yogyakarta. Candra Dirga dari Villa Dirga di  Batu, Malang. Juga Arya Sagara dari Villa Sagara di Seminyak, Bali. Mereka berempat kuliah di Universitas Nusantara, Jakarta dan terjebak pada masalah cinta yang pelik. Bagaimanakah perjalanan cinta dan bisnis mereka? Akankah mereka menemukan cinta sejatinya?

    Villane adalah gadis periang dan dikelilingi oleh teman-teman yang baik. Dia biasa dipanggil Villa oleh teman-teman dekatnya. Semasa kuliah, ada seseorang yang memendam rasa padanya yaitu Candra. Di sisi lain, Sinta si gadis jutek selalu iri pada Villa yang selalu mendapatkan perhatian lebih di semua kesempatan. Terlebih lagi, Sinta iri karena selama ini dia memendam rasa yang besar pada Candra. Namun, Candra tak pernah meliriknya sama sekali. 

    Villa memiliki penyakit philophobia. Yaitu penyakit takut jatuh cinta. Dia selalu takut jika ada orang yang berusaha dekat dengannya. Termasuk pada Candra yang selalu berusaha mendapatkan hatinya. Selain Candra, banyak anak kampus lainnya yang ingin mendapatkan hati Villa. Kecuali Arya yang selalu mencoba untuk menjatuhkan Villa dan membuatnya malu. Arya dan Villa adalah musuh bebuyutan. Semua berawal dari persaingan bisnis Villa Ananta milik Papa Villane dan Villa Sagara milik Papa Arya yang tidak sehat di masa lampau. Ternyata, kakek mereka dulu pernah menjadi sahabat dan rekan bisnis, namun ada kesalahpahaman yang membuat kedua keluarga bermusuhan. Kakek Villa menganggap bahwa Kakek Arya curang dalam bisnisnya dan membuat rugi usaha mereka, begitupun sebaliknya. Namun, sayangnya kedua kakek mereka itu telah tiada dan meninggalkan dendam di kedua keluarga sampai saat ini. 

    Di tahun terakhir kuliah, semakin banyak para penggemar Villa yang ingin menjadi pacarnya. Mereka selalu mengirim bunga, coklat, kotak musik, dll padanya. Namun, Villa selalu ketakutan dan secara diam-diam ia membuang semuanya itu ke tempat sampah. 

    Suatu hari, di bangku biasa tempat duduk Villa ada sebuah kotak besar bertuliskan 4 Villa yang artinya untuk Villa. Ketika dia membukanya, ternyata ada ular mainan besar. Villa pun terkejut dan menjerit ketakutan, sampai ia sadari bahwa itu hanya ular mainan. Tak kalah dengan jeritan Villa, Arya pun tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Villa itu. Villa langsung mendekat ke bangku Arya. 

"Oh... Jadi ini ulah kamu ya Ar.... Nggak lucu tahu!"

"Lucu kok, buktinya aku tertawa dan semua orang disini pun begitu." Sambil tersenyum sengit. 

Villa mencoba untuk tetap tenang dan kembali ke bangkunya. Belum sempat dia melangkah, Villa terjatuh karena ulah kaki Arya yang sengaja itu.

"Apa sih masalah lo... Ar, nggak ada capek-capeknya ngerjain Villa. Sini lo.... Maju hadapi gue aja." Sambil mencengkram kerah Arya.

"Tenang...  Tenang dulu Can...  Mau jadi pahlawan kesiangan loe? Hahahha...."

"Udah nggak usah banyak ngomong deh loe."

"Udah deh kalian berdua, masalah si Villa aja di belain. Kayak nggak ada capeknya aja. Ishhh...." Celetuk Sinta dengan kesal

    Belum sempat Candra menonjok wajah Arya, dosen ekonomi memasuki kelas. Perkelahian itu pun tak terjadi.

    Sepulang kuliah, Villa menuju asrama wanita yang bersebelahan dengan asrama pria itu. Terlihat Villa sedang membuang semua hadiah yang didapatkan dari para fans-nya itu. 

"Ya....  Pantes aja kan aku kasih mainan ular itu. Toh hadiah yang paling mewah dari para fans aja semua loe buang Vill. Ngga beralasan banget sih loe..."

"Apaan sih, suka-suka gue ya mau ngapain aja dengan barang ini. Lagian mereka bukan fans gue. Mereka itu cowok iseng kayak loe.... Loe nggak usah ikut campur deh. Udah masuk sana asrama loe."

"Iya, dasar bawel loe...."

    Acara wisuda pun berjalan dengan baik. Yang paling mengesalkan adalah Arya dna Villa sama-sama menjadi lulusan terbaik dengan nilai yang sama. Mereka berdua maju ke atas podium untuk menerima sertifikat. Di sebelah kiri podium itu berjejer mereka para penggemar Villa yang selama ini tak pernah Villa tahu wajahnya. Mereka ternyata teman-teman Villa seangkatan yang lulus bersamanya. Mereka mengelu-elukan nama Villa sambil membawa boneka, buket bunga, coklat, dll. Villa mulai merasa gelisah dan ketakutan. Seusai dia menerima sertifikat itu, dia mimisan, pingsan, dan terjatuh tepat di pelukan Arya yang saat itu di sampingnya. 

    Dengan segera Arya menggendong dan membawa Villa ke rumah sakit dengan mobilnya. Sambil disusul iringan mobil orang tua Villa dan Arya. Di rumah sakit, orang tua Villa menyalahkan Arya karena mengira Arya penyebab Villa pingsan. Dokter biasa yang menangani Villa pun keluar dari ruang pemeriksaan. Dokter mengatakan bahwa Villa baik-baik saja. Itu mungkin Villa mengalami gejala biasa dari penyakitnya. Barulah saat itu Arya mengetahui bahwa Villa terkena penyakit Philophobia. 

    Itulah sebabnya jika setiap pria mendekatinya, Villa selalu menghindar. Bahkan Candra saja tak bisa lama berada dekat dengannya. Menjawab alasan Villa yang selalu membuang hadiah pemberian dari para secret admirer nya. Tapi, Arya masih bingung pada Villa. Jika Villa berada dekat dengan Arya, dia tak pernah merasa takut. Mungkin rasa takutnya itu telah tertutupi dengan rasa benci dan dendam kesumat. Di tengah pertengkaran kedua keluarga yang saling menyalahkan itu. Villa terbangun dan sadarkan diri. Dia menjelaskan semua yang terjadi dan keadaannya mulai pulih.

    Tiba saatnya pesta perpisahan, Candra mengundang semua teman kampusnya ke Villa Dirga miliknya itu di Batu, Malang. Pesta dansa dimulai dan bebas dari minuman alkohol. Semua orang bergembira dan larut dalam semarak keramaian. Malam yang dingin mulai menghangat dengan adanya api unggun yang menyala tepat di tengah lokasi. 

    Lagi-lagi Sinta iri dengan keberhasilan Villa sebagai lulusan terbaik. Villa mendapatkan banyak sanjungan dari teman-teman dekatnya. Villa menghindari kumpulan pria dan berkumpul dengan teman-teman wanitanya. Ketika acara dansa di mulai, Villa menjauh dari tempat itu meninggalkan teman-temannya yang mulai mencari pasangan dansa. Vila bersembunyi agar tak bertemu dengan pria yang ingin mengajaknya dansa. Villa duduk di pojok sambil minum jus buah. Setelah itu, Villa meninggalkan gelas itu di sana dan pergi ke toilet sebentar. Villa kembali ke tempat duduk itu dan meminum jus itu lagi. Malam mulai larut dan suara keramaian itu mulai redup. 

    Mentari mulai memancarkan sinarnya. Sinar itu menembus tirai jendela kamar mewah di villa itu. Villa terbangun dari tidurnya dan mendapati seluruh pakaiannya di lantai dengan seorang pria di sampingnya. Ternyata malam itu telah terjadi one night stand di antara kedua insan muda itu. Pria yang tak berpakaian itu juga terbangun dari tidurnya.

"A aar Arrrya....  Apa yang sudah loe perbuat? Dasar cowok mesummmm...."

"Vil Villll Vilaaa.... Aku bisa jelasin, gue juga nggak tahu kenapa ada disini."

"Bohong....... "

    Belum sempat berkata-kata lagi, Villa meninggalkan kamar itu dan kembali ke rumahnya di Bogor. Meninggalkan Arya yang tak sempat mengejarnya dan tak dapat menjelaskan apapun. Dengan perasaan yang bersalah, Arya ingin bertanggung jawab. Dia berusaha mendapatkan alamat rumah Villa tapi tak kunjung mendapatkannya. Bahkan, Candra yang tahu pun tak mau menjawabnya. 

    Dua bulan kemudian, Arya teringat dengan kakeknya. Arya menemukan sebuah catatan usang berada di laci meja kerja kakeknya yang telah tua itu. Dia berusaha mencari alamat Villa dengan alamat Kakek Villa pada catatan kakeknya itu. Segera setelahnya, Arya pergi menuju rumah Villa. Sayang, takdir berkata lain. Villa telah pergi meneruskan S2 nya ke luar negeri dan orang tuanya pun tak pernah mau memberi tahu ke mana perginya Villa. Sementara itu, Arya memutuskan untuk meneruskan pendidikan S2-nya di Yogyakarta.

    Di Yogyakarta, Arya satu kampus lagi dengan Sinta. Sedangkan Candra memutuskan untuk berkuliah lagi di Malang. Untuk mengerjakan topik tesis S2 nya di bidang marketing itu, Arya meminta bantuan pada Sinta. Akhirnya, Arya magang di Villa Galuh milik Kakeknya Sinta di Kaliurang, Yogyakarta itu. Di sana, Arya sangatlah dekat dengan Kakeknya Sinta itu yang bernama Kakek Galuh. 

    Mengetahui bahwa Arya adalah cucu dari Kakek Sagara, membuka kenangan pahit masa lalunya dulu. Kakek Galuh berniat ingin memberitahukan rahasia besar selama ini. Namun, tiba-tiba Kakek Galuh mengalami serangan jantung dna berada di ambang kematian. Seluruh keluarga Galuh berada di ruang perawatan intensif di rumah sakit. Beruntung, sebelum menghembuskan napas terakhirnya. Kakek Galuh meminta maaf pada keluarga Arya. Dia menceritakan bahwa dia lah yang mengadu domba Kakek Sagara dan kakeknya Villa, Kakek Ananta. Dia juga lah yang mengkorupsi uang tersebut. Mengetahui hal itu, dengan lapang dada Arya memaafkan kakek Sinta. Setelah itu, Kakek Galuh meninggal dengan tenang. 

    Sinta sangat terpukul, untuk kedua kalinya ia kehilangan orang yang sangat dia cintai. Sinta masih duduk termenung di pusara makam kakek dan mamanya yang bersebelahan itu sendirian. Semua orang, termasuk papanya sudah pulang duluan karena ada urusan mendadak. 

"Kenapa sih Tuhan nggak adil. Dia sudah ambil Mama dari ku. Sekarang.... kakek satu-satunya orang yang sangat aku sayangi juga pergi...."

"Sudahlah, Sin..... Kan masih ada yang menyayangimu... " Terdengar suara pria berbicara dan mendekatinya.

"Candra, ngapain lo masih disini?"

"Ngga papa sih... lagian aku liat lo dari tadi masih di sini sendirian." 

"Oh iya, tadi lo bilang ada yang menyayangiku?" Sinta ge er dba menganggap yang dimaksud itu adalah Candra

"Ishh..  ga usah ge er dulu lah... Yang aku maksud Papa kamu..."

"Hmm... Papa? Papa seperti apa yang meninggalkan aku sendiri disini? Dia sepertinya nggak pernah peduli padaku sejak kematian Mama dulu."

"Hush... kamu jangan seperti itu. Papa kamu pasti sangat berjuang membesarkanmu bahkan terkesan cuek padamu. Cobalah mengerti perasaannya. Mungkin dia juga ingin kamu mendekat dengannya."

    Sejak saat itu, Sinta mulai dekat sebagai sahabat dengan Candra. Namun, hati Candra masih berpihak pada Villa. Sejak saat itu hubungan Sinta dan papanya membaik dan Sinta mulai berubah jadi pribadi yang menyenangkan. Sinta berubah 180 derajat menjadi gadis yang sangat baik.

    Tiga tahun berlalu, kini Candra, Sinta, dan Arya menjadi penerus kerajaan villa milik keluarga mereka masing-masing. Selama tiga tahun itu Villa berjuang membesarkan dua buah hatinya yang ia lahirkan tiga tahun yang lalu. Akibat dari one night stand nya bersama Arya. Muncullah masalah besar baginya dengan keberadaan dua balita umur tiga tahun bernama Axel dan Zara. Beruntung, Villa tak mengakhiri hidupnya dan di tolong oleh Bibinya yang berada di Amerika. Bibinya belum pernah menikah dan mau mengangkat kedua anaknya itu sebagai anak adopsinya supaya orang tua Villa tak curiga. Kini Villa harus kembali ke rumah orang tuanya dan meneruskan bisnis mereka. Villa membawa serta Bibi dan kedua anaknya sebagai sepupunya itu ke rumah. Kedua orang tua Villa pun menyayangi anak-anak itu dan berniat ingin ikut serta merawatnya. Namun, Bibi Villa kembali ke Amerika bersama kedua anak itu untuk melanjutkan pekerjaannya di sana. Setiap minggunya Villa berkunjung ke sana sambil mencari alasan yang masuk akal. 

    Pada tahun itu juga, keempat villa itu menjadi pemegang saham bisnis terkemuka di Indonesia. Pemilik Villa di Sumba, NTT akan memilih salah satu dari keempat villa tersebut. Keempat perwakilan pun datang ke villa yang ada di sumba. Kini, Villa telah siap menghadapi semua orang dan penyakit philophobia pun telah hilang. Masih menyisakan sakit hati dan dendam pada Arya yang telah merusak hidupnya.

    Memasuki ruang pertemuan di Villa Sumba, Sinta sedang berfoto di depan awak media. Disusul oleh Candra yang memasuki ruangan itu segera digandeng Sinta untuk berfoto. Sedangkan Arya melangkah penuh kebanggaan sebagai pemenang pengusaha muda paling berpengaruh di bulan lalu. Semua awak media berpaling dan memotret ke arah Arya yang sedang berjalan di red carpet itu. 

    Belum lengkap rasanya jika belum ada perwakilan dari salah satu villa lainnya. Walaupun sedikit terlambat, Villa memasuki ruangan pertemuan itu dengan anggun. Semua mata terpanah ke arahnya. Awak media kembali berpaling dna mengarahkan kameranya pada kedatangan Villa yang menjadi ratu di malam itu. 

    Pemenang tender kali ini jatuh lagi pada Villa Sagara milik keluarga Arya. Semua orang menerima dengan lapang dada. Termasuk Sinta dan Candra yang sudah menjadi rekan kerja Arya itu. Kecuali Villa yang masih merasa kecewa. Belum sempat Arya mengejar Villa, ia pun lagi-lagi kehilangan dirinya. Villa Sagara yang berada di Seminyak, Bali pun sangat ramai pengunjung dan menjadi destinasi wisata paling populer. Di barengi oleh Villa Sumba di NTT yang tak jauh dengannya.

    Beberapa bulan kemudian Papa Villa memanggilnya dan ingin mengatakan sesuatu hal penting. Papa Villa meminta supaya Villa menyelidiki dokumen penting yang bisa menunjukkan kecurangan Villa Sagara di masa lampau. Awalnya, Villa menolak karena masih dendam. Tapi akhirnya dia pun menyetujuinya supaya balas dendamnya terpenuhi.

    Villa menyamar sebagai cleaning service di Villa Sagara dan mengubah penampilannya. Dia berpenampilan sangat berbeda sampai tak ada satupun yang bisa mengenalinya dan mengubah namanya sebagai Ana. Dia mulai mencari tahu tentang dokumen itu sambil bekerja di sana.

    Ana mulai mendapat perlakuan yang tidak enak dari para turis yang berlibur di sana. Ada yang sengaja menuduhnya sebagai pencuri bahkan ada yang bertindak kurang ajar padanya. Namun, beruntung pemilik villa itu bertindak tegas dan adil. Dia adalah Arya yang menunjukkan sikapnya yang dermawan dan baik hati. Namun, Ana masih menaruh dendam padanya dan menganggap itu semua hanya tipuan belaka dibalik parasnya yang tampan.

    Hari yang dinantikan pun tiba, Ana beraksi dikala siang hari saat semua orang sedang pergi ke pantai. Dia memasuki ruangan kerja Arya dan berniat mencari dokumen itu. Belum sempat dia membuka brankas itu, seorang datang dan menegurnya. Dia adalah cleaning service lainnya yang mengantarkan minuman kopi milik bosnya, Pak Arya itu. Pria cleaning service yang selama ini mengagumi villa itu menarik tangannya dan mengajaknya ke luar ruangan itu. Dia terkejut, saat wig yang dipakai Ane jatuh dan menunjukkan wajah Ane yang lain. Pria itu segera membawa Ane untuk dilaporkan ke pimpinannya. 

    Di sisi lain, Pak Arya sedang jalan-jalan di temani sekretarisnya itu. Melihat keadaan villa dan prospek bisnisnya yang lain. 

"Oh iya Pak, ini saya sudah rangkumkan keuangan selama 1 tahun ini. Villa ini mendapatkan keuntungan yang lebih dari usaha bapak yang lain."

"Villa...?"

"Iya Pak, Villa Sagara ini yang saya bicarakan..."

"Ish... bukan villa itu...." Arya segera mendekati Ane dan cleaning service itu.

Arya pun kecewa karena mengetahui Villa bisa menyamar sebagai cleaning service selama ini.

"Kenapa kamu menyamar sebagai Ane."

"Kan namaku Villane... Nggak salah dong?"

"Yang salah adalah kenapa kamu mau mencuri di ruanganku?"

"Aku cuman mau mengungkap kebusukan kakekmu di masa lalu... Itu aja..."

    Segera Arya memperdengarkan rekaman suara Kakek Galuh waktu itu. Villa ikut menyadari bahwa selama ini keluarga mereka saling salah paham. Namun, tetap saja Villa masih menaruh dendam itu pada Arya. Sebagai pertanggung jawabannya di masa lalu, Arya ingin menikahi Villa.

"Simpan saja lamaranmu itu pada orang lain. Aku tak butuh permintaan maafmu itu. Sudah terlambat...."

"Sudah terlambat apa?"

"Sudahlah, ku harap ini terakhir kali aku bertemu denganmu...."

    Pada ulang tahun yang ke-25, Sinta mengundang seluruh rekan bisnisnya termasuk Villa ke Villa Galuh miliknya. Di sana, Candra masih berusaha mendekati Villa. Kini Sinta sudah ikhlas jika Candra masih berharap pada Villa. Namun, Villa masih tak bergeming dan hanya menganggap Candra sebatas temannya saja. Arya memandangi Villa dari kejauhan. 

    Sinta membawa Villa ke suatu tempat yang sepi di sela pesta ulang tahunnya itu. 

"Vill, aku minta maaf ya.. "

"Iya, aku udah maafin kok. Lagipula kamu selalu aku anggap sebagai teman ku dari dulu. Nggak ada yang berubah..."

"Aku jadi malu..., tapi aku mau minta maaf atas kesalahan fatal yang telah kuperbuat padamu."

"Apa sih.. bikin deg-deg an aja...."

"Aku mengaku, aku yang telah membuat masalah antara kamu dan Arya. Tiga tahun lalu aku yang memberi minuman beralkohol pada Arya dan mencampur jus kamu dengan suatu obat. Maafkan aku Villl... " Sinta meminta maaf sambil memohon-mohon di kaki Villa.

"Sudah... sudah Sin.. Nggak papa, lagi pula hidupku sudah bahagia... "

"Ngga Vill... maafkan aku. Pasti kamu sudah menderita selama ini. Aku tahu kamu harus berjuang melahirkan dan membesarkan kedua anak kembarmu itu."

"Ha.. dari mana kamu tahu?"

"Ada temanku bekerja sebagai suster di rumah sakit tempatmu melahirkan. Dia yang memberitahukan hal itu padaku.... Sudah lah sudah..  Lagipula aku sudah melupakan semuanya... Aku mau hidup baru bersama anak-anakku."

"Tapi kamu juga harus hidup baru dengan si Arya, ayah dari anak-anakmu itu Vill..."

"Nggak ah.. aku mau balik ke Amerika menemui anak-anakku dan melanjutkan S-3 di sana."

    Segera setelah itu Sinta memberitahukan segalanya pada Arya. Tiga hari kemudian Arya kembali pergi ke rumah Villa. Sayangnya Villa sudah menuju ke bandara. Beruntung Arya masih bisa menghentikan mobil Villa dan memintanya untuk tetap disisinya. 

"Jangan pergi Vill.. Aku mencintaimu...  Bahkan sejak pertama kita bertemu.... Saat masih ada kakek kita berdua dulu.... Maafkan semua salahku.... Tolong tetaplah di sini..."

"Aku sudah memaafkanmu kok.... Tapi aku harus pergi....."

"Jangan Villl.. ku mohon"

"Bagaimana aku tidak pergi, anak-anak ku kan di Amerika"

"Baiklah.. Mari kita jemput anak-anak kita berdua..."

    Pernikahan besar tahun ini pun terlaksana. Bersama dengan kedua buah hati mereka yang sangat pintar dan menggemaskan. Kedua anak itulah yang membawa cincin pernikahan ke depan altar. Kini Alex dan Zara mendapatkan hak nama sebagai Alex Sagara dan Zara Sagara. Villa tak jadi melanjutkan S-3nya itu. Keluarga kecil nya pun hidup bahagia di Seminyak, Bali. Kedua keluarga saling menerima dna sudah tak ada lagi dendam yang ada cinta kasih. Demikian halnya dengan Sinta dan Candra yang dipersatukan oleh ikatan cinta. Mereka berdua pun menikah dan hidup bahagia. 

 

Comments

Popular posts from this blog

Don't Forget to Love Me

Doctor Police