24 Karat Love


    Yogyakarta adalah salah satu provinsi yang paling istimewa (disebut Daerah Istimewa Yogyakarta/ D.I Yogyakarta)  yang dipimpin bukan oleh Gubernur, melainkan oleh seorang raja dengan gelar Sultan. Biasa disebut Kesultanan Yogyakarta/Kasultanan Ngayogyakarta. Berbeda dengan keistimewaan yang dimiliki Kota Solo, Jawa Tengah. Kota itu dipimpin oleh raja yang bergelar Sunan. Biasa disebut Kasunanan Solo/ Kasunanan Surakarta. Ada sejarah panjang di masa mengapa kedua daerah tersebut terpecah menjadi 2. Dahulunya, kedua daerah tersebut bersatu dalam Kerajaan Mataram.

    Beralih ke masa kini. terlepas dari hingar bingar Kota Jogja tinggallah sebuah keluarga yang sangat sederhana di Kampung Pakualaman. Keluarga itu terdiri dari kakek yang biasa dipanggil Mbah Cokro, Ibu Hani, Pak Rajendra, dan seorang putrinya bernama Sekar Ayu. Keluarga itu hidup dengan berjualan gudeg, makanan khas Jogja di warung makan sederhana pinggir jalan raya utama kota. Warung itu diberi nama Gudeg  Mbah Mangun karena resep peninggalan Mbah Mangun, neneknya yang telah tiada. 


    Suatu hari, Mbah Cokro meninggal karena penyakit usia. Tanpa sepengetahuan keluarganya, ternyata ia memiliki warisan tanah berhektar-hektar. Karena Pak Rajendra, ayahnya Sekar adalah pewaris tunggal maka ia pun menjual beberapa hektar dari tanah itu. Dia menjualnya untuk memperluas kerajaan bisnis makanan lokal. Dia berhasil membuka pusat perbelanjaan oleh-oleh khas Jogja dengan nama Citra Lokal. Citra lokal menjual aneka makanan mulai dari gudeg, krecek, gudeg, endog gluduk, semplon, cothot, galundeng, onde-onde, roti kukus, geplak, gaplek, dsb. 


    Keluarga sederhana itu pun menjadi keluarga kaya raya (OKB/ Orang Kaya Baru). Mereka pun belajar untuk hidup mewah. Tak terkecuali, Sekar Ayu pun menjelma menjadi orang dengan julukan "Gadis Branded" karna gaga hidupnya menggunakan barang bermerek. Dari ujung kepala hingga kaki ia memakai barang dengan warna yang matching setiap harinya. Membuatnya semakin eye catching di kalangan mahasiswa baru lainnya. 


    Tahun ini adalah tahun pertama Sekar Ayu masuk kuliah. Ia masuk menjadi mahasiswa baru di kampus swasta elit bernama Universitas Diamond. Hanya anak orang-orang kaya dan terkenal saja yang bisa masuk ke dalamnya. Kecuali, ia dapat beasiswa prestasi dengan kuota 5 orang per tahunnya. Banyak yang tak suka padanya karena penampilannya itu yang terkadang merusak mata orang yang melihatnya. Terkadang ia terlihat aneh saat suatu hari memakai pakaian matching serba warna emas. Menambahnya dijuluki sebagai "Gadis Branded yang Aneh"


    Di hari pertama, Sekar langsung jatuh cinta dengan senior tingkat akhirnya. Dia bernama Bagas Harya, pria paling kaya sekampus. Dia adalah putra pertama keluarga Harya, pemilik Club Crazy Rich Jogja. 


    Karena obsesinya mendapatkan cinta Bagas, Sekar berambisi untuk masuk dalam club itu. Kabar mengatakan, untuk menjadi member baru club harus merupakan keturunan orang super kaya raya. Salah satu syaratnya dengan memiliki rekening debit minimal 1 miliar. Mendengar hal itu, tidak ada yang bisa menghalangi Sekar untuk ikut seleksi pendaftaran di akhir semester 2 nanti (kenaikan ke tingkat 2). 


    Sehari sebelum seleksi, semua kartu kredit dan debit milik Sekar tak bisa dipakai. Semua kartu itu di blokir dengan menyisakan uang 10 juta per bulannya. Ternyata, orang tuanya menarik segala akses itu karna sifat Sekar yang hidup foya-foya. Alhasil Sekar tak bisa ikut seleksi tersebut karena rekening debitnya tak mencapai 1 miliar.


    Sekar semakin bingung, ia pun meminta bantuan pada sahabatnya. Dia adalah Bisma, pria berkacamata berpenampilan sederhana yang masuk ke kampus itu dengan jalur beasiswa prestasi. Tak banyak teman maupun sahabat yang Sekar miliki. Hanya Bisma satu-satunya orang yang mau bersahabat dekat dengannya. Bisma tak bisa banyak membantu, dia hanya menawarkan bantuan untuk meminjam uang pada anak majikannya yang juga berkuliah di sana. 

    

"Ngapain sih Kar, kamu ikut club bodoh itu? Lagi pula pria paling kaya di kampus ini nggak masuk club itu kok."

"Ha? Maksudmu Mas Bagas itu?"

"Iya lah...."

"Dari mana kamu tahu.. Hayoooolohh." Sambil menatap penuh dengan kecurigaan."

"Anu a anu..... Dia kan anak majikan ku."

"Oalah pantesan. Nggak heran pun aku... Eh, tapi malu ah aku minta bantuan ke dia. Lagi pula kan aku lagi naksir dia kan dan uang yang akan aku pinjam nggak sedikit"

"Oh, masalah itu serahkan aja padaku. Lagipula uang itu cuman syarat aja pun. Segera setelah kamu seleksi bisa dikembalikan padanya. Udah tenang aja, besok pasti sudah dapat uang itu. Aku minta nomer rekening kamu aja sini... Mas Bagas itu sangat dermawan kok, uang segitu pasti sangat kecil baginya."


"Hmmmm bener juga ya. Makasih banyak ya... Ini nomernya." Sambil menunjukkan layar smartphone miliknya. 

"Iya sama-sama... Tunggu saja besok pagi."


    Pagi hari sebelum seleksi dimulai, Sekar terkejut bahagia karena Bisma berhasil membantunya. Kini rekening debit miliknya memiliki saldo 1 miliar lebih 10 juta. Sekar berangkat menuju Club Crazy Rich Jogja dengan penuh percaya diri. 

    

    Para juri membuat keputusan bahwa Sekar diterima sebagai member di club itu. Namun, sebelum keputusan resmi ditandatangani. Tiba-tiba ada seseorang yang menyela keputusan juri itu. Dia adalah Rissa, gadis paling tajir, anak pengusaha perak tersukses, mahasiswa tingkat akhir yang juga naksir pada Bagas. Dia sangat iri dan berusaha menjatuhkan Sekar agar tak bisa mendapatkan hati Bagas. Yap, mereka berdua adalah gadis paling terobsesi untuk mendekati Bagas.


    Tanpa sepengetahuannya, Rissa menyelidiki keluarga Sekar. Dia menemukan fakta bahwa Sekar bukan dari keturunan orang super kaya di Jogja dan hanya menjadi orang kaya baru. Akhirnya Sekar tak dapat menjadi member Club Crazy Rich Jogja itu. 

Dengan hati yang terluka, Sekar mendatangi Bisma dan menyampaikan segala keluh kesahnya. 


"Bisss.... Mba Rissa jahat banget ya. Teganya dia membuat aku gagal jadi member club itu."


"Kan udah aku bilang. Ngapain kamu ikutan club bodoh satu itu. Sudahlah, tanpa menjadi membernya kamu masih jadi anak orang kaya kan."


"Tapi kan..... aku mau masuk member itu untuk mengejar cintanya Mas Bagas."


"Kan udah aku bilang Kar.... Mas Bagas nggak ikutan club itu. Kamu ngeyel banget sih dibilangin!!"


"Iya sih tapi kan....."


    Belum sempat sekar membuat penyanggahan, Bisma langsung memotong perkataannya. Dia berkata bahwa di akhir semester 2 (kenaikan ke tingkat 2) ini dia akan pergi ke Amerika mengikuti majikannya. Sekar bertambah sedih menyadari kenyataan tak dapat menjadi member club itu, kehilangan Mas Bagas yang sudah lulus saat ini, ditambah lagi akan kehilangan Bisma sahabatnya yang akan pergi. 


    Sekar teringat, dia masih memiliki hutang dengan Mas Bagas anak majikan Bisma itu. Dia bergegas ke bank untuk melakukan transfer uang. Sebab ia tak memiliki mobile banking di smartphonenya. Alangkah terkejutnya ia mendapati bahwa orang yang mentransfer 1 miliar padanya bukanlah Bagas Harya, melainkan atas nama Bisma Harya. 


    Bisma Harya adalah anak kedua keluarga Harya. Bisa dipastikan dia adalah adik kandung Bagas Harya. Setelah mentransfer uang, Sekar teringat jika Bisma akan pergi ke Amerika hari itu juga, tepat 1 jam lagi. Dengan secepat kilat, ia mengemudikan mobilnya menuju Bandara Adisutjipto. 

    

    Sampai di bandara yang sesak pengunjung, Sekar berlari menuju terminal penerbangan internasional. Untung saja dia sampai tepat waktu. Terlihat keluarga Harya akan memasuki pintu batas dengan Bisma yang berada di barisan paling belakang. 


"Bismaaaa..... " Teriak Sekar sambil mengatur nafasnya yang tak beraturan setelah berlari kesana kemari. Bisma pun menoleh dan menghampirinya.

"Kenapa kamu ada disini?"

"A a kuuuu.... Minta maaf atas semua perilakuku yang membuatmu kesal. Jangan pergi Bisma..... Aku juga sudah tahu kalau kamu adalah Bisma Harya kan..."

"Oh hanya itu yang membuatmu menghampiriku?" Bisma memalingkan wajahnya dan berlalu akan memasuki pintu batas itu. Belum sempat Bisma melangkah lebih jauh, tangannya pun dipegang erat oleh Sekar.

"Bukan begitu Bisma, aku tak ingin kehilangan kamu. Aku telah sadar, kamu orang yang paling peduli dan selalu membuatku jadi pribadi lebih baik lagi. Kula tresno marang sliramu... Jangan pergi dan pindah ke Amerika dogg"

"Ha? pindah... Aku cuman liburan keluarga aja kok. Kami ke Amerika mengantarkan Mas Bagas yang akan lanjut S2 di sana.... Tadi kamu bilang apa barusan?"


"Oh begitu, ngga ngga papa ngga jadi hehe..." Sekar pun tersipu malu.

"Udah nggak usah malu. Kula nggih tresno marang sliramu."

Melihat percakapan dua sejoli itu, Pak Wira Harsa tak jadi masuk ke pintu batas itu dan mulai mendekati Sekar. Dia seolah mengenal Sekar cukup lama. 


"Kamu Sekar Ayu Buwana kan? Anak dari Rajendra Buwana, cucu Raden Cokro Buwana adik dari Sultan Hamengku Buwono ke 10?"

"I... iya Pak... Ta ta piiii.... Untuk memiliki darah keraton sepertinya Bapak salah orang."

"Tidak Sekar..... Aku sangat mengenal ayah dan keluargamu. Saat masih kecil, aku sering menggendongmu. Kamu masih ingat kan Bisma teman masa kecilmu dulu?"


    Setelah percakapan yang cukup singkat itu. Keluarga Harsa melanjutkan perjalanannya untuk liburan ke Amerika. Sekar pun pulang kembali ke rumahnya dan menunggu kepulangan Bisma di tahun ajaran baru nanti.

Mendengar perkataan Pak Wira tersebut, Sekar menyadari satu hal. Ternyata Bisma adalah sahabat masa kecilnya dulu. Mengenai silsilah keluarganya, ia pun bertanya pada ayahnya. 


    Pak Rajendra menjelaskan bahwa memang benar kata Pak Wira, sahabatnya itu. Ayahnya, Raden Cokro Buwanan memiliki darah keraton. Tapi, ia juga tak menyangka ayahnya (Mbah Cokro) itu masih memiliki harta kekayaan dan memilih menyembunyikannya dalam kesederhanaan. Sejarah masa laku pun terungkap. Mbah Cokro keluar dari Keraton Yogyakarta dan memilih menikah dengan Mbah Mangun, anak penjual gudeg sederhana di Kampung Pakualaman. Ternyata Mbah Cokro masih memiliki hak waris atas tanah keraton tapi tak mengambilnya dan memilih hidup sederhana berjualan gudeg. Hak waris itu pun jatuh ke tangan Rajendra anaknya setelah kematiannya. 


    Itulah sebabnya, Sekar bisa menjadi orang kaya baru dalam sekejap. Dia juga menyadari bahwa ayahnya, pak Rajendra tidak memiliki gelar sebagai Raden Mas Rajendra Buwana. Sekar juga tak memiliki gelar sebagai Raden Ajeng Sekar Ayu Buwana karena kakeknya yang telah keluar dari keanggotaan keraton. Bisa disimpulkan Sekar memiliki garis keturunan keraton dan secara sah keturunan orang super kaya di Jogja. Ia sudah tak memikirkan lagi bergabung ke club itu, lagipula club itu hanya memiliki kegiatan berfoya-goya kalangan kelas atas. Karena didikan Mbah Cokro di masa lalu, sekarang Sekar menjadi anak yang lemah lembut dan sederhana. Ia sudah tak memakai barang-barang branded itu lagi dan memilih untuk membumi dengan pakaian yang sederhana. Ayah dan ibunya pun sangat senang melihat perubahan anaknya itu dan merestui hubungan Sekar dengan Bisma.

Comments

Popular posts from this blog

4 Villa

Don't Forget to Love Me

Doctor Police