Bumi dan Bulan
Di sebuah desa di pegunungan tinggallah Larasati bersama anaknya, Morgan yang berumur 8 tahun. Bocah laki-laki itu terlihat normal seperti anak seusianya. Namun, dia memiliki kekuatan super di luar akal manusia. Saat sedang bermain bersama teman-temannya, Morgan terjatuh dan kakinya pun berdarah. Namun, dalam hitungan menit, luka kakinya pun pulih dan membuat teman-temannya terkejut ketakutan. Morgan merasa ada yang aneh dalam dirinya, beruntung dia tak dijauhi teman-temannya. Bahkan, berita tentang kemampuan Morgan tersebar di desa itu. Morgan dengan senang hati bisa menolong warga desa yang sakit tanpa imbalan apapun. Morgan juga menyadari kemampuannya yang lain seperti memindahkan barang, teleportasi, bahkan kekuatan untuk bertempur yang hanya diketahui oleh dia dan mamanya saja. Sayangnya, dia tak memiliki kekuatan untuk mengetahui pikiran atau hati orang lain. Itu sebabnya, dia juga tak bisa mengetahui apa yang mamanya pikirkan.
Muncullah pertanyaan di benak Morgan tentang asal usul kekuatannya itu dan keberadaan papanya. Setiap kali ia bertanya, mamanya selalu enggan untuk memberikan jawaban. Morgan juga sering dibuat penasaran dengan mamanya yang selalu memandang bulan setiap malam. Kata mamanya, dia selalu memandang bulan untuk mengobati rasa rindu pada papanya setiap hari. Morgan pun penasaran, apakah papanya telah meninggal. Namun, mamanya juga tak pernah tahu apakah papanya itu masih hidup.
Suatu hari datanglah datanglah seorang pria dari bulan, dia adalah Avogadro. Pria itu mendarat di bumi dengan menggunakan pesawat luar angkasanya. Dia penasaran dengan bumi yang selalu diceritakan oleh saudaranya itu. Sampai suatu ketika ia bertemu dengan seorang wanita cantik. Wanita itu sedang mengarahkan ibu-ibu yang bekerja memetik daun teh di kebunnya. Dia adalah pemilik kebun teh terbesar di pegunungan itu. Penduduk setempat memanggilnya dengan nama Madam Laras, mamanya Morgan. Pada pandangan yang pertama itu, Avogadro langsung jatuh hati padanya.
Avogadro mulai mencari tahu tentang Larasati. Dia pun berkunjung ke rumah si Larasati itu. Menemukan fakta bahwa Larasati telah memiliki seorang anak, tak membuatnya mundur. Dia pun mendekati Morgan dan mencoba mendapatkan hatinya. Avogadro pun mulai mendapatkan hati Morgan dan memutuskan untuk mempersunting Larasati. Namun, Larasati menolaknya karena masih menyayangi suaminya itu. Lagi pula ia curiga dengan si Avogadro yang tampangnya mirip dengan suaminya dan waspada jika memang si Avogadro itu juga datang dari bulan. Dengan kecewa, Avogadro memutuskan untuk kembali ke bulan. Morgan pun mengikuti Avogadro dan menemukan fakta sebenarnya tentang pesawat itu. Morgan menyelinap masuk ke pesawat itu dan terbawa sampai ke bulan.
Di sisi lain, Larasati sedang mencari Morgan di seluruh bagian rumah namun tak mendapatkannya. Malam itu juga dia memandang ke arah bulan dan melihat pesawat yang sama, seperti milik suaminya dulu. Larasati pun menyadari, ternyata Avogadro juga berasal dari bulan. Dia pun mulai khawatir kalau Morgan ikut terbawa ke bulan bersamanya. Larasati meminta bantuan seluruh warga desa untuk mencari anaknya itu berhari-hari. Namun, tak kunjung mendapatkannya.
Pesawat itu mendarat di sebuah kerajaan yang bernama Galaxy. Morgan menyadari bahwa ia berada di bulan dan jauh dari bumi meninggalkan mamanya. Dia berusaha mencari cara untuk kembali, namun ia tertangkap oleh pengawal kerajaan dan dijebloskan ke penjara. Keesokan harinya, dia dibawa ke Pengadilan Kerajaan Galaxy dan diberi hukuman yang cukup berat. Dia dijatuhi pasal berlapis, karena menyusup ke kerajaan tanpa izin sekaligus bukan manusia bulan, melainkan manusia bumi yang dianggap mengancam keamanan bulan. Walaupun masih berusia 8 tahun, Morgan mendapat hukuman untuk bertarung di Colosseum. Dia memakai kostum gladiator tanpa baju atasan.
Memasuki tempat pertarungan itu, terdengar sorak-sorai para warga bulan. Ada yang mendukung Morgan, ada juga yang mendukung lawannya itu bahkan memasang taruhan. Lawan Morgan adalah pria bertubuh besar, seorang prajurit keamanan kerajaan yang selalu memenangkan pertarungan di Colosseum itu. Awalnya, Morgan sangat ketakutan karena melihat dirinya yang tak sebanding dengan lawannya itu. Namun, kekuatan dari dalam dirinya membuatnya semakin berani. Pertarungan itu pun dimulai. Mereka berdua bertarung dengan beradu kekuatan bukan secara fisik, melainkan secara supranatural yang biasa dimiliki manusia bulan. Semua orang terkejut dengan kemampuan si bocah kecil itu. Mereka semua tak menyangka, bahwa manusia bumi biasa juga memiliki kekuatan seperti manusia bulan. Hal ini sulit dipercaya, bocah kecil itu memenangkan pertarungan dengan kekuatan diatas level rata-rata. Kemampuannya itu menyamai kekuatan bangsawan kerajaan.
Kejadian ini sampai terdengar ke telinga Raja Bulan yang bernama Andromeda. Sang raja pun mendatangi Colosseum saat itu juga bersama bangsawan lainnya. Di Koloseum juga diumumkan kedatangan keluarga raja itu. Para bangsawan itu memasuki arena dan seluruh warga bulan sujud menyembahnya. Kecuali Morgan yang berdiri memandangi keluarga raja itu satu-persatu. Morgan melihat sosok yang ia kenal selama ini. Sosok itu adalah Avogadro, yang ternyata merupakan adik dari Raja Bulan.
"Hai anak kecil, berani sekali dirimu memandangi keluarga kerajaan tanpa sujud menyembah. Apakah kamu mau mendapatkan hukuman yang lebih berat lagi?"
"Tunggu dulu Kakak, aku mengenal anak itu. Dia adalah Morgan, manusia bumi yang aku temui di sana. Ini semua salahku yang mungkin tak sengaja membawanya ke bulan. Ku mohon lepaskan dia dan biarkan aku membawanya pulang ke bumi. Mamanya pasti merindukannya."
"Hmmm, baiklah. Morgan, kemari lah ke singgasana ku ini. Aku ingin melihatmu lebih jelas lagi."
"Ba baik Raja..." Dengan sedikit ketakutan Morgan naik ke podium menemui Raja di singgasananya itu.
Raja terkejut melihat tanda lahir di dada Morgan. Tanda itu berbentuk bulan sabit, sama persis seperti milik anaknya.
"Tunggu dulu.... Kamu berasal dari bumi, kamu punya mama, dan kamu punya tanda ini. Siapa nama mama kamu itu?"
"Nama mama saya Larasati..."
"Oh anakku, iya memang benar kamu ini anak kandungku. Kemarilah sayang, kemari ke pelukan papamu ini."
Morgan di buat bingung, namun ia menurut pada raja dan memeluknya dnegan erat. Terasa kehangatan seorang ayah yang selama ini ia rindukan akhirnya ia dapatkan darinya. Raja pun mengumumkan bahwa Morgan adalah putra mahkota kerajaan, satu-satunya anak kandungnya yang lahir dari pernikahannya bersama manusia bumi. Semua orang pun terkejut, tak terkecuali Avogadro pun ikut terkejut. Semua orang larut dalam haru kebahagiaan menyaksikan pertemuan ayah dan anaknya itu.
Morgan dibawa ke Kerajaan Galaxy dna diberikan fasilitas yang sangat mewah. Dia teringat dengan mamanya dan meminta untuk pulang kembali ke bumi. Dia menemui papanya di singgasananya itu.
"Pa... Morgan mau pulang ke bumi. Pasti mama mencari Morgan selama ini. Kasihan Mama, Pa... Apa Papa ngga mau pulang ke bumi juga?"
"Morgan anakku, maafkan Papa. Papa tak bisa pulang kembali ke bumi karena Papa adalah raja di tempat ini. Itu lah sebabnya, Papa harus pergi meninggalkan kamu dan Mama di bumi."
Raja Andromeda yang langsung mengantarkan Morgan kembali ke bumi. Pertemuan haru pun terjadi lagi. Larasati sangat terkejut namun bahagia bisa bertemu dia pria yang selama ini ia cintai dan menunggu kedatangannya kembali. Keluarga kecil itu pun kembali lengkap. Namun, pertemuan itu hanya terjadi sementara. Raja Andromeda harus kembali ke bulan meninggalkan anak dan istrinya itu. Dengan penuh pertimbangan, Larasati memutuskan untuk memberikan kebun teh dan hartanya pada warga setempat dan ikut suaminya ke bulan. Akhirnya, Larasati diangkat menjadi Ratu Bulan bersama Morgan yang menjadi Putra Mahkota Bulan. Mereka bertiga pun hidup bahagia di bulan bersama dengan Avogadro yang menerima kenyataan tanpa merasa dendam.
Comments
Post a Comment