Make Your Own Beauty

    

    Jisun adalah anak perempuan semata wayang dari keluarga Lee. Setelah lulus S1 jurusan marketing, ia mencoba melamar pekerjaan di salah satu perusahaan kecantikan terbesar yang ada di Surabaya. Perusahaan itu bernama B.U.T (ejaan dalam bahasa Inggris "Bi Yu Ti" alias "Beauty"). Perusahaan itu telah berdiri sejak tahun 1945 dan pernah mengalami kerugian besar di kala masa krisis moneter tahun 1998, namun bisa bangkit lagi menutup kerugian itu. Walaupun Jisun mendapat gelar S1 magna cumlaude (peringkat kedua nilai tertinggi),  ia tak mendapatkan pekerjaan sebagai ahli marketing. Perusahaan itu hanya membuka lowongan sebagai sales di salah satu cabang (toko) yang ada di Mall Surabaya. Dengan berat hati, ia menerimanya dan berusaha semaksimal mungkin bekerja dengan baik. 

    

    Dua tahun pun berlalu, toko tempat Jisun bekerja semakin mendapatkan omset yang tinggi. Setelah diselidiki, ternyata ada selebgram dengan akun bernama Sun-Sun dengan 10 juta pengikut telah mempromosikan produk-produk B.U.T sampai terkenal ke seluruh Indonesia. Bahkan terkenal sampai di import ke Amerika Serikat. Ternyata, akun tersebut milik Jisun. Ia telah mampu menggunakan kemampuannya di bidang marketing ditambah lagi dengan parasnya yang cantik membuatnya berhasil menjadi selebgram terkenal. Berkat kegigihan usahanya, Jisun pun akhirnya diangkat sebagai manager pemasaran di toko tersebut dan akan diangkat langsung oleh bos muda, anak tunggal dari keluarga Wang pemilik perusahaan B.U.T.

    

    Kabar burung mengatakan, bos muda tersebut merupakan pria yang sangat tampan. Ia akan menjadi direktur di toko tempat Jisun bekerja. Pelantikan itu akan dilakukan sepulangnya bos muda dari Amerika. Bos muda telah menyelesaikan S2 jurusan bisnis di sana. Ia pun langsung menuju ke Surabaya. 


    Hari pelantikan pun tiba, tak seperti apa yang Jisun bayangkan. Memang sih tampan, tapi bos muda terkesan dingin dan cuek. Aura kepemimpinannya pun terpancar dari caranya berbicara yang penuh dengan kewibawaan. Ternyata, bos muda yang menjadi direktur tersebut tak jadi melantik Jisun sebagai manajer pemasaran. Bahkan, Jisun dibuat bingung olehnya karena ia langsung diangkat menjadi sekretaris pribadi bos muda. Banyak yang tak menyukai Jisun, mereka sering membicarakannya di belakang. Mereka mengira, Jisun hanya menggunakan parasnya yang cantik nan polos untuk menggoda bos muda agar diangkat sebagai sekretaris. Semua orang pun tak dapat membantah perintah dan keputusan bos muda tersebut, termasuk Jisun yang harus bersedia menerimanya. Entah apa yang akan terjadi, ia sudah pasrah menghadapi segala kemungkinan yang ada.


    Benar saja, sebagai sekretaris pribadi bos muda sangatlah menyiksa dengan beban tugas yang banyak. Setiap pagi, Jisun disuruh untuk membuatkan sarapan untuknya. Jisun pun sangat kesal, namun apa daya ia tak bisa menolaknya. Jisun menjadi tulang punggung keluarga membiayai ayah dan bundanya. Ditambah lagi ayahnya yang sakit jantung. Ia membutuhkan biaya yang cukup besar untuk operasi jantung ayahnya. Uang dari gaji dan endorse-nya sebagai selebgram ia kumpulkan dan hampir mencukupi untuk operasi tersebut. Namun, ia masih perlu berjuang lagi mendapatkan kekurangan biaya tersebut. Karena alasan itu, walaupun sebagai selebgram terkenal, ia harus tetap hidup sederhana dan tetap bekerja di toko itu. Yap, itulah alasan kenapa ia tetap berpenampilan sederhana dan terkesan hemat dalam segala hal. 


    Setelah memeriksa laporan penjualan. Bos muda mengetahui bahwa ada salah satu produk B.U.T yang menurun omsetnya setiap bulan. Produk tersebut merupakan sabun batang legendaris sejak pertama kali perusahaan berdiri yang bernama sabun Haomei. Sudah banyak orang beralih ke sabun cair yang praktis. Oleh karena itu, bos muda memberi tugas yang cukup berat dalam memasarkan dan menaikkan omset sabun tersebut pada Jisun. Ia menawarkan komisi 20% jika Jisun berhasil menjual 1000 batang sabun dalam 1 bulan dengan cara apapun. Tanpa berpikir panjang,  Jisun menerima tugas tersebut. Lagi pula ia memperhitungkan dari komisi dan gajinya bulan depan pasti sangatlah cukup untuk operasi ayahnya. 


    Jisun pun mengeluarkan jurus andalannya untuk memasarkan sabun Haomei di live instagram-nya. "Hai.. hai..  hai..  Inilah sabun Haomei (dalam bahasa mandarin artinya pemandangan yang indah). Sabun legendaris dari B.U.T. Kalian tau nggak sih kalo sabun ini sudah berumur sama seperti kemerdekaan Indonesia hehe. Eitsss.... jangan salah. Walaupun terkesan jadul, sabun ini memiliki segudang manfaat. Mulai dari kecantikan bahkan anti bakterial lohhh... Ditambah lagi aroma terapinya membuat kalian lebih rileks dalam menghadapi pekerjaan atau ssstttt..... masalah. Bisa membuat tidur kalian lebih nyenyak. Cobain deh manfaatnya, murah kok cuman 10 rb aja udah dapet paket lengkap.... Hmmm aku sudah membuktikannya, bukan sekedar JANJI tapi bukti nyata.... Kini, giliran kalian yang mencoba." Live instagram tersebut mendapat sambutan hangat dari para pengikutnya. Dalam waktu setengah bulan, Jisun telah berhasil menjual 500 sabun dan tinggal 500 lagi sisanya. Ia semakin semangat memasarkan produk itu lewat instagram.


    Namun, pada minggu ketiga omset kembali menurun dan Jisun harus memutar otak lagi dalam memasarkan produk tersebut. Ditambah lagi ada beban pekerjaan sebagai sekretaris pribadi bos muda yang mengharuskannya membuatkan sarapan dan pekerjaan yang lain. Jisun memutuskan untuk turun langsung ke jalanan memasarkan sabun tersebut secara langsung pada pejalan kaki maupun para pengendara saat lampu merah dengan membawa keranjang berisi sabun Haomei tersebut. Ia lakukan hal itu di pagi hari sebelum berangkat ke kantor. 


    Saat berada di jalanan, ia tak sengaja menabrak seorang ibu paruh baya yang tampaknya sedang kelelahan. Terlihat ada selembar kertas berisi pengajuan donatur yang tadinya dipegang oleh ibu tersebut jatuh tepat di bawah kakinya. Jisun pun mengambil brosur tersebut dan berniat membantu mencarikan donatur. Dia adalah Ibu Lusia, pemilik Panti Asuhan Buah Hati. Dia adalah sosok yang dermawan yang dalam kekurangannya masih mau membantu anak-anak yang kurang beruntung. Ia adalah pensiunan dosen seni kriya honorer yang sudah tak memiliki penghasilan lagi untuk pantin asuhannya. Itulah sebabnya ia mencari donatur yang berkenan. Bu Lusia sangat berterima kasih pada Jisun yang mau membantunya dan mendoakan Jisun agar berhasil menjual seluruh dagangannya. 


    "Hufffttt....  Jisun semangat.... Go Sun Sun gooo Sun Sun goooo.. Kamu adalah matahari yang akan terus bersinar walaupun hadirnya malam. Oke nggak boleh menyerah, tetap semangat..  Cayooo!!!!!" Jisun pun berkata dalam hatinya dan membuatnya semakin giat lagi mempromosikan sabun tersebut di jalanan. 


    Hari yang sial pun datang. Tiba-tiba ada operasi jalanan oleh Satpol PP.  d

Dari kejauhan ia melihat para petugas itu sedang menangkap pedagang yang ada di sisi trotoar. Dengan panik, Jisun pun berlari mencari tempat bersembunyi. Tak disangka, ada tangan yang menariknya untuk bersembunyi di balik tembok. Pria itu mendekap Jisun dalam pelukannya dan mencoba membekap mulut Jisun. Ternyata ia adalah bos muda yang sedari tadi mengamati Jisun dari kejauhan. 


    Satpol PP itu pun telah pergi menjauh. "Kenapa kamu lakukan ini? Apa mentang-mentang kamu selebgram terkenal gitu? Memang sih banyak yang meminta foto denganmu. Tapi, tak banyak dari mereka yang membeli produk kita kan? Apa yang kamu lakukan ini bisa membuat brand kita jadi turun pamor. Lagi pula, cara ini sangat berbahaya. Bagaimana jika kamu tadi tertangkap oleh petugas itu?"


"Maaf Pak, saya tak bermaksud begitu. Lagipula Bapak sendiri yang bilang saya boleh melakukan apapun untuk menjual sabun ini."

"Oke... aku tarik lagi ucapanku. Kamu ngga boleh lagi berjualan dengan cara ini. Cari cara yang lain saja."

"Baik Pak, terima kasih juga sudah menyelamatkan saya hari ini. Sekali lagi saya minta maaf."

"Ya sudahlah, ayo masuk mobil saya dan berangkat ke kantor. Masih ada pekerjaan yang lain. Sebentar lagi sudah menunjukkan pukul 9 waktunya bekerja."


    Suatu hari setelah selesai bekerja, bos muda mengikuti Jisun karena ingin tahu apa yang akan ia lakukan untuk menjual 500 sabun lainnya itu. Tak disangka, Jisun terlihat masuk ke salah satu toko di Mall Surabaya yang tak jauh dari toko tempat ia bekerja (karena toko tersebut masih berada dalam satu mall yang sama). Lebih herannya lagi, ia membeli begitu banyak bahan makanan seperti bubur bayi, kue, susu, bahkan popok bayi. Belanjaan tersebut sudah mencapai 2 troli belanjaan. Bos muda sangat heran, ia tak habis pikir dengan perilaku Jisun yang terkenal sederhana namun bisa membeli semuanya itu dalam sekali waktu. Ya, walaupun ia tahu kalau Jisun adalah selebgram terkenal, tapi ia lebih terkenal dengan kesederhanaannya. Bos muda berasumsi jika Jisun telah berkeluarga dan memiliki anak. Ia pun mengikuti Jisun yang masuk dalam taksi.


    Bos muda dibuat penasaran karena taksi tersebut berhenti di sebuah Panti Asuhan Buah Hati. Ia pun mencari tahu apa yang akan dilakukan Jisun di sana. Terlihat juga ada mobil box membawa sabun Haomei. Ternyata Jisun sedang mendonasikan semua yang ia beli tadi termasuk 100 batang sabun Haomei untuk panti tersebut. Bos muda pun memata-matai Jisun dari kejauhan. 


    Kebetulan di hari itu ada seorang pria, mantan mahasiswa Ibu Lusia sedang berkunjung dan berniat menjadi donatur tetap panti tersebut. Pria itu bernama Jackson, pemilik usaha seni ukir sabun yang telah mengimpor karyanya sampai ke negeri Cina. Bukan sembarang ukiran, karya tersebut bukan hanya ditujukan sebagai hiasan namun bisa digunakan sebagai sabun mandi sekaligus pengharum ruangan.


    Ternyata Jackson adalah salah satu pengikut instagram Jisun dan telah membuktikan khasiat dari sabun haomei tersebut. Ia menyadari bahwa sabun tersebut sangatlah cocok untuk usahanya. Ia berniat membeli 500 batang sabun mulai hari ini dan berlanjut setiap bulannya. Jisun merasa sangat senang mendengar hal tersebut. Akhirnya ia bisa menjual 1100 batang sabun melebihi target 1000 batang. 


    Jisun memutuskan untuk segera ke kantor membuat surat kontrak penjualan sabun itu agar segera ditandatangani Jackson. Jackson menawarkan tumpangan untuk pulang, namun ia tolak karena merasa tidak enak. Jackson pun berlalu meninggalkannya sendirian di jalan depan panti tersebut karena ia bergegas akan pergi mengimpor barang ke China.


    Jisun menunggu taksi lewat di jalan itu. Tiba-tiba ada tangan yang menariknya dan membawanya ke dalam mobil. Ia adalah bos muda yang telah lama memantaunya dari tadi.


  "Jadi, belanjaan tadi untuk anak panti asuhan itu. Lalu kenapa kamu membagikan sabun Haomei gratis pada mereka? Ingat, kamu masih ada target 500 sabun lagi kan. Dia tadi pacar kamu?"

"Hmmmm iya Pak saya mau berdonasi pada panti tersebut. Tapi, 100 sabun itu saya beli sendiri kok Pak. Bapak bisa cek sendiri nota pembeliannya. Berkaitan dengan target 500 sabun lainnya. Saya sudah mendapatkan pelanggan tetap yang akan membeli 500 sabun Haomei mulai hari ini dan akan berlanjut setiap bulan. Oh iya, tadi bukan pacar saya. Beliau adalah Pak Jackson, calon pelanggan tetap yang saya bicarakan tadi hehe. Ini saya kebetulan akan balik lagi ke kantor membuat surat kontrak tersebut dan mengirimkannya via email. Sebab, Pak Jackson sedang perjalanan bisnis ke China. Ngomong-ngomong saya sudah mencapai target bahkan melebihinya Pak. Kira-kira kapan saya bisa dapat komisinya hehe?" 

"Oh syukurlah kalau begitu. huftttt". Sambil menghela nafas panjang.

"Ha... syukur kenapa Pak? Oh iya, jadi dari tadi Bapak ngikutin saya?"

"Oh, ngga ngga papa. Hmmmm, aku cuman mau memantau aja sejauh mana progres jualanmu. Oh iya, Komisimu nanti akan saya tambah dan bisa kamu terima bulan depan bersamaan dengan gajimu."

"Oke, baiklah Pak. Tapi.... "

"Tapi kenapa?"

"Bulan depan saya akan resign Pak."

"Ha? Kenapa secepat ini? Apakah gaji sebagai sekretaris pribadiku tak cukup bagimu?

"Tidak Pak, bukan begitu maksud saya."

"Lalu apa maksudmu? Apa kamu akan pergi menjauh dariku? Sama seperti dulu yang kamu lakukan? Apa kamu sudah tak mau lagi berada di dekatku? Aku lakukan semuanya ini karena aku kecewa padamu. Sudah 2 tahun aku mencarimu, berharap bisa bertemu denganmu. Dengan 1 bulan ini kita bertemu apakah kamu akan meninggalkanku lagi? Aku berubah sikap karena aku ingin kamu selalu ada didekatku. Kamu mengerti!!!! Aku masih sama, Jansen yang dulu. I Love You Jisun. Kamu dengar itu? Aku mencintaimu sejak pertama kita bertemu sebagai pangeran dan Cinderella 6 tahun yang lalu."

"Maafkan aku Jansen, aku lebih mencintai orang lain. Kamu berhak mendapatkan orang yang lebih baik dariku. Aku minta maaf..."


    Jisun tak jadi ikut mobil Jansen. Ia pun keluar dari mobil itu dan masuk ke dalam taksi yang lewat di sana.  Ia pun kembali ke kantornya dan mengurus semua surat yang diperlukan untuk resign dan kontrak dengan Pak Jackson



.......Flashback.....

    Enam tahun lalu, pertemuan itu terjadi di kala ospek penerimaan mahasiswa baru di Universitas Archipelago, Jakarta. Mereka bertemu saat memerankan tokoh utama dalam cinderella, pentas seni penyambutan mahasiswa baru. Sejak saat itu, mereka menjadi teman dekat bahkan sahabat. Benar saja karna mereka berada dalam satu jurusan dan kelas yang sama. Sepanjang hari mereka habiskan untuk membaca buku dan menjadi teman belajar. Kenalkan, sang tokoh pria namanya Jansen dan tokoh wanitanya Jisun... Mereka sering dipanggil JANJI karna singkatan namanya. 


    Jansen dan Jisun selalu bersaing secara sehat mendapatkan gelar juara pertama setiap tahunnya di jurusan marketing. Karena hanya mereka berdua saja yang bisa menduduki peringkat 1 dan 2. Tahun pertama dipegang oleh Jisun, tahun kedua oleh Jansen, tahun ketiga oleh Jisun, sedangkan tahun keempat mereka akan berebut lagi kursi panas juara itu lagi.


    Mereka belajar bersama seperti biasanya di perpustakaan kampus. Terlihat banyak anak mengerumuni papan pengumuman yang ada di dekat pintu masuk perpustakaan. Ternyata ada beasiswa S2 ke Universitas Columbia yang ada di Kota New York, Amerika Serikat. Mereka berdua pun tertarik dan membuat JANJI untuk selalu bersama bahkan mendapatkan beasiswa itu bersama. Juga membuat kesepakatan barang siapa yang mendapat peringkat kedua akan selalu membuatkan sarapan bagi peringkat pertama di Amerika nanti. 


    Tiba saatnya wisuda kelulusan. Ternyata yang menjadi peringkat pertama sebagai penyandang summa cumlaude adalah Jansen. Ia sangat senang karena memenangkan kesepakatan itu dan berharap ia dan Jisun lolos beasiswa ke Amerika. Seminggu setelah kelulusan, Jansen menerima email pemberitahuan bahwa ia lolos beasiswa itu dan minggu depan bisa langsung terbang ke Amerika dengan tiket yang sudah dikirimkan lewat email itu juga. Segala akomodasi sudah termasuk dalam beasiswa itu. Jansen pun menelepon Jisun dan ternyata Jisun juga lolos. Jasen merasa senang dan kembali mengingatkan Jisun untuk menepati JANJI-nya membuatkan sarapan baginya nanti di Amerika.


    Jansen telah tiba di Asrama Kampus Universitas Columbia. Ia sangat berharap di hari pertamanya nanti bisa bertemu dengan Jisun. Namun, ternyata mereka tidak masuk dalam kelas yang sama. Jansen pun kecewa dan mencoba mencari tahu Jisun ada di kelas yang mana. Hari-hari pun berlalu, Jansen tak dapat menemukan Jisun di kelas mana pun. Sudah berhari-hari itu pula ia tak dapat menghubungi ponsel milik Jisun. Sepertinya Jisun tak mengambil beasiswa itu dan mencoba memutus kontak dengan Jansen. Jansen sangat marah pada Jisun yang tak menepati JANJI mereka. Padahal kan kalau masalah biaya sudah tak perlu dipikirkan lagi, berhubung seluruh akomodasi ditanggung dalam beasiswa itu.



....... Kembali ke masa kini.....

     Satu bulan kemudian, Jisun menerima gaji, komisi dan tambahannya juga uang pesangon karena ia resign dari pekerjaan itu.


"Aku harap kamu bahagia dengan orang yang kamu cintai."

"Aku minta maaf."

"Apakah hanya kata itu saja yang bisa kau ucapkan ha?"

"Maaf...."


    Hari itu adalah hari di mana mereka berpisah yang kedua kalinya. Hanya cukup 1 bulan saja mereka bersama bertemu kembali. Meninggalkan semua kenangan manis yang telah mereka lewati. Entah apakah takdir masih berpihak pada mereka. Semua nya masih menjadi misteri.


    Tiga tahun berlalu, perusahaan B.U.T pun kian hari makin berkembang pesat sejak bekerja sama dengan perusahaan Crafty milik Jackson. Mereka berdua akhirnya menjadi rekan bisnis dan sahabat karib. 


    Pada suatu hari, ada acara penghargaan bergengsi bernama Asean Global Business yang diadakan setiap 5 tahun sekali. Acara itu dilaksanakan di Singapura dan hanya ditujukan bagi 10 pengusaha muda di bawah 30 tahun yang paling berpengaruh di Asia. Jansen dan Jackson pun terpilih sebagai kandidatnya. Siapapun yang menang bukanlah masalah bagi Jansen. Ia hanya berfokus bekerja dengan hati dan penghargaan hanyalah bonus. Acara tersebut akan dihadiri para sosialita maupun selebritis terkenal Singapura yang memiliki pengaruh yang besar pada bidang bisnis. 


    Tibalah momen pengumuman penghargaan tersebut. Host pun mengatakan bahwa pemenang tahun ini jatuh kepada Jansen Wong dari Perusahaan B.U.T yang telah mengekspor produk kecantikan sampai ke seluruh benua. Produknya telah terbukti klinis mengandung bahan alami dan sangat diminati masyarakat dunia. Jansen sangat bersyukur dan bahagia, di usianya yang ke-27 ini ia bisa membanggakan orang tuanya.  


    Host pun mengumumkan akan datang seorang selebritis terkenal dengan julukan *Ratu Iklan Kecantikan*. Ia telah membintangi seluruh judul iklan di Singapura dengan bayaran yang fantastis. Pantas saja, karena ia memiliki kecantikan alami orang Asia. Semua orang pun bergegas keluar menuju pintu masuk gedung tersebut demi melihat sang selebritis jalan di red carpet. 


    Semua paparazzi mengarahkan kameranya ke mobil limosin yang akan dibuka itu. Host pun mengatakan, "Ladies and gentlemen, welcome the queen of beauty advertisements. Sunny Sun....." Jansen pun menyadari bahwa Sunny Sun adalah Jisun yang ia kenal. Ia tak menyangka akan hal itu. 


    Paparazzi langsung mengabadikan setiap langkah Sunny Sun yang melewati red carpet tersebut. Di ujung red carpet terdapat Jansen sang pemenang penghargaan tahun ini. Pihak penyelenggara acara tersebut memberikan hadiah tambahan berupa kontrak kerja dengan *Ratu Iklan Kecantikan*, Sunny Sun selama 1 tahun. 


    Mata mereka berdua pun saling bertatapan dan tak menyangka akan bertemu lagi. Sepertinya takdir ada di pihak mereka. Jisun pun memanggil nama Jansen dan bergegas untuk menghampirinya. 


"Jansen, aku ingin mengatakan sesuatu. Sebuah kalimat, kurang dari 1 menit Hanya 3 buah kata saja."


    Tanpa ia sadar, ia pun terjatuh dan tak ada seorangpun yang menolongnya. Termasuk Jansen yang memalingkan wajah dan pergi masuk ke dalam gedung. 


    Jisun pun hanya menundukkan kepalanya. Ia sangat sedih dan malu. Semua paparazzi hanya memotretnya tanpa memberi bantuan apapun, termasuk host dan para tamu undangan lainnya. Namun, ketika ia mengangkat lagi kepalanya. Ia melihat ada sebuah tangan yang terulur tepat di hadapannya. Yap, ia adalah Jansen. 


"Jangan takut, aku ada disini. Aku tadi hanya masuk dalam gedung untuk menitipkan piala penghargaan hehe. Aku tak akan meninggalkanmu lagi. Pegang tanganku dan berdirilah."

"Aku nggak bisa Jans."

"Ha, kenapa?" Jansen pun berlutut dan mencoba mendengarkan suara Jisun yang berbisik padanya.

"Sepertinya gaunku robek. Aku tak akan bisa berdiri." Sambil tersipu malu. Seketika itu juga, Jansen menggendong Jisun.

"Kenapa kamu memejamkan mata?"

"Nggak papa sssttt... aku pura-pura pingsan saja. Maluuuuuuu.... " Jansen pun tersenyum dan terkekeh geli melihat kelakuan Jisun itu. Mukanya terlihat sangat lucu saat sedang tersipu malu begitu.


    Jansen pun membawanya ke ruang tunggu VVIP karena semua orang mengira Sunny Sun pingsan dan butuh istirahat. Hanya mereka berdua yang ada di ruangan tersebut, Jisun pun kembali membuka matanya. Sedangkan Jansen melepaskan jas yang ia kenakan. Jas itu ia ikatkan di pinggang Jisun tepat di bagian gaun yang sobek. 


"Oh iya, tadi kamu mau bilang apa?"

"Aku minta maaf."

"Ha... cuma itu 3 buah kata?"

"Iya, maaf sudah membuatmu kecewa, patah hati, marah, dan.... "

"Sudahlah.... Terakhir kali kita bertemu, kamu pun hanya bilang minta maaf." Belum sempat Jansen memalingkan badannya, Jisun langsung memegang tangannya dan memeluknya erat. 

"Dan... maaf sudah membuatmu menunggu. Apakah aku sudah terlambat?"

"Terlambat untuk apa?"

"Terlambat untuk bilang 3 buah kata"

"Sudahlah....." Belum selesai mengucapkan kata itu, Jisun langsung mendaratkan kecupan manis tepat di bibir Jansen. Jansen pun tampak kebingungan dan sejenak ia tak bisa berkata apa-apa.

" I love you. Itu adalah 3 buah kata yang ingin aku katakan."

"Kamu tak terlambat. Aku masih menyediakan pintu hatiku ini untukmu. Aku akan selalu bersedia menunggumu dan memaafkanmu. I love you too."

"Tapiiii.... tunggu dulu. Kamu pernah bilang ada seseorang yang paling kamu cintai yang lebih berharga daripada aku. Dan mengapa kamu pergi ke dua kalinya lagi tanpa kabar bahkan menghilang tanpa jejak."


    Jisun pun menceritakan segalanya dari awak sejak pertama kali mereka berpisah setelah wisuda S1-nya. Ternyata, saat itu bisnis periklanan milik ayahnya gulung tikar dan membuat ayahnya terkena serangan jantung. Keluarga mereka pun harus pindah dan hidup sederhana di Surabaya. Meninggalkan kenangan manisnya bersama Jansen di Jakarta. Jisun harus memutuskan untuk langsung mencari pekerjaan demi menjadi tulang punggung keluarga dan membiayai pengobatan, bahkan menabung untuk operasi jantung ayahnya itu. Itulah sebabnya ia tak mengambil beasiswa itu walaupun sudah terakomodasi segala biayanya. 


    Untuk perpisahan yang kedua kalinya, ia memilih resign karena ingin membawa ayahnya (orang yang paling ia cintai) berobat dan operasi jantung ke Singapura. Di sana, Jisun meneruskan S2 jurusan bisnis selama 2 tahun.  Dengan bakatnya sebagai selebgram, teknik marketing yang mumpuni, serta kemampuan bisnisnya ia berhasil menembus pasar periklanan dan menjadi *Ratu Iklan Kecantikan* di Singapura. Kini ayah Jisun kembali pulih dan membangun bisnis periklanan kembali dengan Jisun sebagai brand ambassador-nya. Jadi, pihak penyelenggara acara bekerja sama dengan perusahaan periklanan milik ayah Jisun. Ada alasan lain mengapa mereka sekeluarga menetap di Singapura, suatu alasan berkaitan dengan orang tua Jansen.



.......Flashback.....

    Tiga tahun lalu orang tua Jansen mendatangi rumah Jisun. Mereka memperingatinya untuk tak dekat lagi dengan Jansen. Jisun diminta untuk segera pergi ke luar negeri agar tak pernah lagi bertemu dengan Jansen. Mereka mengira bahwa Jisun yang menyebabkan anaknya sakit hati sejak perpisahan itu. Mungkin lebih baik jika memisahkan mereka berdua. Jisun boleh datang menemui Jansen jika ia bisa membuktikan bahwa dirinya sudah layak untuk Jansen. Jisun pun tak punya banyak pilihan. Ia menyetujui kehendak orang tua Jansen untuk kebaikan Jansen sendiri. Ia sadar sudah mengecewakan dan menghancurkan hati Jansen. Ia pun berjanji pada dirinya untuk kelak bisa diperhitungkan dan bersanding di sisi Jansen. Hanya waktu yang dapat membuktikannya.



.....Kembali ke masa kini....

    Dalam waktu 1 tahun kontrak kerja antara Perusahaan B.U.T dan Perusahaan Periklanan telah selesai. Hubungan mereka berdua menjadi semakin intim dengan 2 keluarga besar yang mulai menyatu. Sudah tidak ada lagi masalah yang akan memisahkan mereka, bahkan waktu sekalipun. 


    Pernikahan itu pun terlaksana seperti di negeri dongeng Cinderella. Sangat megah dan bertaburkan bintang-bintang dari Singapura maupun Indonesia, para sosialita terkenal, presiden, pengusaha, dll. Pernikahan  Jansen Wang (pengusaha muda paling berpengaruh se-Asia) dan Jisun Lee (Sunny Sun/ Sun-Sun, selebgram sekaligus *Ratu Iklan Kecantikan* terkenal di Singapura) menjadi *The Best Weddings of The Year* di majalah Supernova, majalah paling terkenal se-Asia. Sabun legendaris Haomei itu pun menjadi souvenir pernikahan mereka. Bukan sebuah sabun batang biasa yang mereka berikan, namun sebuah ukiran sabun indah bernilai seni tinggi. Seperti yang kalian tahu, sabun itu bukan hanya sebagai hiasan namun  bisa digunakan sebagai sabun mandi bahkan pengharum ruangan jika sudah diolah oleh Perusahaan Crafty milik Jackson.


    Sudah cukup lama takdir memisahkan mereka dengan jarak dan waktu. Kini, hanya maut saja yang akan memisahkannya. Takdir memihak pada waktu yang tepat. 

Comments

Popular posts from this blog

4 Villa

Don't Forget to Love Me

Doctor Police